Sabtu, 17 Januari 2015
Tren apartemen untuk mahasiswa semakin marak di Surabaya. Terutama di wilayah Surabaya Timur. Hal ini terkait dengan lokasi kampus macam Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Universitas Airlangga dan sejumlah perguruan tinggi swasta lainnya yang terkonsentrasi di sana.
Beberapa pengembang memanfaatkan peluang ini dengan
membangun ribuan unit apartemen. Sebut saja PT Pakuwon Jati Tbk yang
mengembangkan apartemen Educity sebanyak 3.500 unit dalam empat menara.
Menyusul kemudian PT Adhi Persada Properti yang menggarap Grand Taman Melati
senilai Rp 500 miliar sebanyak 1.053 unit.
Associate Director Colliers International Indonesia, Ferry
Salanto, mengatakan apartemen khusus untuk mahasiswa akan menjadi tren tahun
ini dan tahun-tahun mendatang.
"Banyak konsumen yang membeli, dan pasarnya terbilang
lumayan besar. Motif mereka selain untuk ditempati juga untuk investasi dan
disewakan kembali kepada para mahasiswa dengan tarif bulanan," ujar Ferry,
Selasa (13/1/2015).
Direktur Keuangan PT Pakuwon Jati Tbk, Minarto Basuki,
mengungkapkan hal senada, bahwa ceruk pasar apartemen menengah khusus
mahasiswa, keluarga muda sekaligus profesional muda, sangat besar. Namun,
mereka tidak memiliki kemampuan untuk membeli rumah tapak.
"Mereka selama ini menyewa kamar kost atau rumah
kontrakan dengan harga sewa sekitar Rp 2,5 juta hingga Rp 3 juta per bulan.
Dengan ditambah sekitar Rp 1 juta-Rp 1,5 juta, mereka sudah dapat mencicil dan
memiliki tempat tinggal sendiri," ujar Minarto kepada Kompas.com, Kamis
(15/1/2015).
Dia menuturkan, dengan patokan harga kurang dari Rp 10 juta
per meter persegi, Educity yang diluncurkan pada 2011 disambut antusias pasar.
Saat ini, sudah 80 persen terjual. Alhasil, harga pun mengalami lonjakan tajam.
Posisi harga aktual mencapai Rp 20 juta per meter persegi.
"Sementara harga rumah tapak di wilayah Rungkut dan
sekitarnya sudah menyentuh level Rp 1,5 miliar untuk dimensi 160 meter persegi.
Harga lebih tinggi yakni sekitar Rp 4,5 miliar dibanderol untuk hunian tapak di
Pakuwon City," ucap Minarto.
Lonjakan harga Educity tersebut, kata Minarto, dimungkinkan
karena sebagian besar unit dibeli oleh pembeli pertama atau (end user) yang
langsung menempati propertinya. Sementara sebagian lainnya dibeli untuk
disewakan kembali.
Sedangkan harga Grand Taman Melati berkisar antara Rp 300
juta hingga Rp 400 juta. Adhi Persada Properti, merancang apartemen ini dengan
komposisi terbesar adalah tipe studio. Disusul kemudian unit dua kamar tidur.
"Fenomena apartemen murah di surabaya ini akan terus berlanjut,
seiring proses urbanisasi yang terjadi di Kota Surabaya. Selain itu, warga
pendatang dari kota lain di Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa, yang berbisnis dan
bersekolah, turut mendongkrak meningkatnya kebutuhan apartemen di kota
Surabaya," tandas Minarto.
Selain Pakuwon dan Adhi Persada, menurut data Colliers
International Indonesia, pengembang lainnya yang aktif membangun apartemen
untuk mahasiswa adalah PT PP Properti, Puncak Group, dan PT Aktifitas Putra
Mandiri.